Sejarah Kelam Muslim Kamboja
Kondisi Masjid di Kampong Luong Loeu, Kampong Cham yang diluluhlantahkan oleh Tentara Khmer Merah pada kurun akhir tahun 1974/awal 1975
Sumber gambar: Islamic Association of Khmer Republic (ed), The Martyrdom of Khmers Muslims, Phnom Penh: Decho Damdin Press, 1974
Kamboja pernah memasuki sejarah kelam
saat negara tersebut dipimpin oleh Rezim Khmer Merah di bawah Pol Pot pada tahun
1975-1979. Pada hari ini 17 April 2016 tepat 41 tahun Kamboja di bawah rezim
Khmer Merah. Rezim Khmer Merah merupakan rezim yang menganut ideologi komunis
radikal. Mereka menolak keberadaan agama di Kamboja, termasuk keberadaan agama
Islam.
Saat Khmer Merah berkuasa, mereka
menghapuskan undang-undang kebebasan beragama. Sehingga masayarakat dipaksa
untuk menaggalkan agamnya. Dampak dari kebijakan tersebut juga dirasakan oleh
umat Islam Kamboja.
Sebelum tahun 1975, jumlah Muslim
Kamboja mencapai 700.00 jiwa, mereka sebagian besar terdiri dari etnis Cam dan
Melayu. Jumlah tersebut juga menjadikan agama Islam sebagai agama kedua yang
dipeluk oleh mayoritas masyarakat Kamboja setelah agama Buddha.
Pemerintah Khmer Merah menganggap
bahwa agama Islam adalah agama yang reaksioner, sehingga akan membahayakan
keberlangsungan pememrintahan Khmer Merah. Maka dari itu, umat Islam Kamboja
menjadi salah satu sasaran diskriminasi dan penindasan oleh Khmer Merah.
Wujud dari diskriminasi yang
dilakukan oleh Rezim Khmer Merah terhadap umat Islam adalah penghancuran masjid.
Seddik Taouti dalam “Forgotten Muslim in Kampuchea and Viet” mengatakan sekitar
113 masjid telah diluluhlantahkan dan dialih fungsikan menjadi kandang babi pada
masa pemerintahan Khmer Merah. Para
tokoh-tokoh agama; Tuon, Imom, dan Hakem
banyak yang dimasukan ke penjara dan dibunuh.
Banyak dari mereka juga yang mengalami penyiksaan di Penjara S-21 (Tuol
Sleng).
Umat Islam dipaksa untuk menikah
dengan non-Islam. Mereka juga dipaksa untuk memakan daging babi. Al-Qur’an dan buku-buku keislaman dibakar dan
dilarang untuk diedarkan. Lembaga pendidikan Islam dilarang beroprasi.
Dan yang lebih teragis lagi,
telah terjadi penurunan drastis populasi umat Islam Kamboja. Jika sebelum tahun
1975 jumlahnya berkisar 700.000 Jiwa, pada akhir masa Khmer Merah, jumlahnya
berkurang mencapai 500.000 jiwa (Ysa Osman). Banyak di antara mereka yang mati
terbunuh dan terdeportasi ke luar Kamboja.
Masa Khmer Merah menjadi masa
yang kelam dan mencekam bagi Muslim Kamboja. Meski singkat, namun pemerintahan
Khmer Merah telah menimbulkan luka mendalam bagi masyarakat Kamboja secara umum
dan khusunya umat Islam di Kamboja.
Wallahu’alam Bishawwab.
Wallahu’alam Bishawwab.
Penulis:
Dirga Fawakih
Alumni Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam Konsentrasi Asia
Tenggara di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Saat ini bekerja sebagai staf di Direktorat Sejarah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kontak: 08970086773