Mengapa Islam Indonesia Bisa menjadi Mayoritas?


Mengapa Islam Indonesia Bisa menjadi Mayoritas?

Agama Islam menjadi agama yang paling banyak dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia. Survei pada tahun 2010 menunjukan lebih dari delapan puluh tujuh persen penduduk Indonesia beragama Islam. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Bahkan saking pesartnya pertumbuhan jumlah umat Islam, Islam sempat dijadikan simbol pemersatu masyarakat Indonesia pada masa pergerakan nasional (1900).

Ada yang menarik dari kasus besarnya jumlah umat Islam di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang cukup jauh dari pusat-pusat peradaban besar Islam mampu menjadi wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Apa kiranya yang membuat Islam dengan mudah dipeluk oleh masyarakat Indonesia?.

Pertanyaan tersebut memang sebelumnya pernah ditanyakan oleh sejarawan M.C Ricklefs. Namun ia pun belum mampu memberikan jawaban yang memuaskan dari penjabaran yang cukup panjang dan lebar dalam buku babonnya (Sejarah Modern Indonesia 1200-2008).

Menurut Ricklefs proses kedatangan Islam dan islamisasi memang sebuah perkara yang sampai sekarang belum jelas. Meskipun peristiwanya sudah ajeg dan banyak dibahas oleh para ilmuan, namun alhasil berbagai penelitian belum pernah mencapai kata sepakat dan hasil yang memuaskan terkait kasus kedatangan Islam dan Islamisasi.

Hal tersebut memang disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adalah sedikitnya bukti-bukti arkeologis dan dokumen sejarah yang dapat memberikan informasi secara detail. Hal ini yang pada masa selanjutnya menimbulkan berbagai interpretasi  yang berbeda dikalangan ilmuan.

Namun terlepas dari segala kerancuan yang ditimbulkan dari berbagai perdebatan terkait islamisasi, kini Islam telah berhasil dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia hingga saat ini. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai faktor-faktor tersebut memang kita harus menelusuri akar historisnya lebih jauh. Dalam pandangan penulis terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Islam dapat menjadi agama mayoritas di Indonesia.

Yang pertama adalah, Islam dianggap sebagai agama pembebas. Dalam ajaran Islam permasalahan mengenai kesetaraan dan keadilan sangat ditekankan. Hal ini bisa jadi dianggap oleh sebagian besar masyarakat Indonesia kala itu sebagai doktrin pembebas. Mengingat kala itu beberapa wilayah Islam sangat kental dengan tradisi Hindu yang mengenal kasta. Sehingga dengan hadirnya Islam sekaligus menghapuskan kelas-kelas sosial di kalangan masyarakat Nusantara kala itu.

Yang kedua adalah, Islamisasi tingkat elit. Islamisasi pada elit kerajaan menjadi islamisasi yang sangat efektif. Karena jika seorang raja atau orang berpengaruh di suatu wilayah tertentu telah memeluk Islam, maka akan secara otomatis rakyatnya serya memeluk Islam. Atau sang raja mengintruksikan agar rakyatnya memeluk  agama Islam. Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia hemat penulis islamisasi tingkat elit inilah yang paling efektif dalam membumikan Islam.

Yang ketiga adalah, sifat tasamuh (toleran) para mubligh sufi. Para guru sufi memang kerap kali digadang-gadang menjadi agen islamisasi yang cukup efektif. Terutama dalam kasus islamisasi di Jawa. Para guru sufi juga cenderung toleran dengan kebudayaan yang berkembang. Kebanyakan mereka tidak secara fundamental mengganti nilai-nilai yang telah berkembang di suatu masyarakat. Melainkan secara perlahan masuk kedalam relung budaya yang telah berkembang dan menyisipkan nilai-nilai keislaman. Hal ini sekaligus menghindari clash civilization antara Islam dan keyakinan lokal.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa kesingkretikan sufilah membuat Islam mudah dipeluk dan diterima. Karena singkretik yang dibawa oleh sufi dianggap tidak berbeda dengan ajaran-ajaran Hindu-Budha yang berkembang kala itu. Namun penulis kurang setuju dengan pendapat tersebut.

Hemat penulis ajaran singkretik yang diajarkan oleh sufi dan Hindu-Budha kala itu memiliki konten yang sangat berbeda. Sehingga dapat dipastikan seseorang yang sudah ajeg dengan ajaran-ajaran Hindu-Budha akan cukup sulit untuk mengkonversi keyakinan mereka. Sekalipun dikemas dalam ajaran Islam.

Yang keempat adalah pesatnya angka kelahiran dikalangan umat Islam. Untuk masa awal Islam di Indonesia memang cukup sulit untuk memastikan apakah pertumbuhan penduduk di kalangan umat Islam cukup pesat. Namun kita bisa melihat fenomena ini pasca kemerdekaan. Di mana angka kelahiran di kalangan umat Islam cukup pesat. Islam “bawaan” ini yang hemat penulis juga menjadi pendorong pesatnya pemeluk Islam.

Inilah yang kemudian membuat pertumbuhan Islam di Indonesia semakin pesat. Bahkan dalam situs resmi Voice of America mengatakan bahwa, pada tahun 2050 umat Islam akan menjadi umat terbesar di dunia. Salah satu penyumbang angka terbesarnya adalah Indonesia.

Memang analisa yang penulis gunakan di atas tidak cukup kuat untuk memberikan pernyataan yang cukup jelas dan meyakinkan mengenai penyebab mudahnya Islam diterima oleh masyarakat Indonesia. Namun setidaknya hal tersebut dapat menjadi argumen awal untuk lebih jauh menelusuri fakta-fakta terkait.

Namun ada pesan yang sebanarnya lebih mendesak mengenai dominasi umat Islam di Indonesia. Kuantitas saja nampaknya tidak cukup untuk dibanggakan. Alangkah baiknya kuantitas ini diiringi dengan kualitas. Baik kualitas dalam aspek penghayatan keislaman, pendidikan, perekonomian dan lain sebagainya. Sehingga Islam Indonesia bukan saja menjadi Islam yang nominal.


Wallahu’alam Bishawwab.